Galeri Nasional Indonesia di Jakarta menggelar pameran luar jaringan (luring) pertama sejak pandemi Covid-19 melanda. Tak tanggung-tanggung, pameran ini menyuguhkan karya-karya sang maestro seni lukis Indonesia, Affandi Koesoema. Pameran ini berlangsung hingga 25 November 2020.
Affandi, begitu dia lebih dikenal, punya masa lalu yang unik. Dia semula bekerja sebagai tukang sobek karcis bioskop sekaligus pembuat gambar reklame di papan bioskop kawasan Bandung. Kemudian dia bergabung dengan kelompok Lima Bandung, yang terdiri dari Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi pada 1930-an. Semuanya pelukis dan senang belajar bersama antar pelukis secara informal.
Sejak itu, karya-karya Affandi mulai dikenal. Yang paling monumental adalah poster yang menggambarkan seseorang dirantai tapi berhasil memutusnya. Ide poster berasal dari Sukarno. Penggambarannya untuk membakar semangat bangsa Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan. Poster itu dipasang di berbagai tempat dan menarik perhatian banyak orang.
Baca juga: Antara Estetika dan Propaganda
Karena karya-karyanya kuat menunjukkan pengaruh ekspresionisme, Affandi dijuluki pelukis ekspresionis baru Indonesia. Dia juga mendapat gelar doctor honoris causa dari National University of Singapore. Dia mengembuskan napas terakhirnya pada Mei 1990. Tapi karya-karyanya terus abadi.
Kini, karya Affandi kembali bisa dinikmati lewat pameran bertajuk “Pameran Imersif Affandi: Alam, Ruang, Manusia”. Tak seperti pameran lukisan pada umumnya, pameran ini memadukan penggunaan teknologi canggih yang disebut proyeksi gambar bergerak (video mapping projection) untuk menampilkan 98 karya Affandi. Iringan musik dan suara disertai dalam ruang pameran untuk menambah pengalaman imersif pengunjung memasuki dunia Affandi.
Pameran yang menjadi bagian acara Pekan Kebudayaan Nasional 2020 ingin memperkenalkan kepada generasi muda hari ini tentang sosok Affandi secara utuh. Baik personalnya maupun karyanya. Filosofi hidupnya yang pantang menyerah dan kesederhanaannya terwujud dalam karya-karyanya. Affandi akan terus dikenang sebagai salah satu pelukis terbaik Indonesia. Dia tak pernah pergi.